Mei 17, 2025

Kadisdikbud Kalbar Apresiasi Atas Kunjungan Wamen Pendidikan di Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) di Kabupaten Sintang

0
Tangkapan Layar 2025-03-25 pada 01.00.01

Kadisdikbud Kalbar, Rita Hastarita memberikan kata sambutan saat dialog pendidikan transformatif bersama para kepala sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) di Kabupaten Sintang.(Katakalbar/Istimewa)

KATAKALBAR – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Kalimantan Barat, Rita Hastarita, turut serta dalam kegiatan dialog pendidikan transformatif bersama para kepala sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) yang diselenggarakan di Pendopo Rumah Dinas Jabatan Bupati Sintang, pada Jumat (17/1).

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Fajar Riza Ul Haq, yang melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sintang.

Dalam sambutannya, Rita menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya atas kunjungan Wamen Pendidikan ke daerah 3T. Menurutnya, kunjungan ini adalah kehormatan bagi Sintang dan wilayah perbatasan lainnya di Kalimantan Barat.

“Kehadiran Wamen ini tentu suatu kehormatan dan kami bangga. Jarang sekali dari pusat berkunjung ke daerah perbatasan seperti ini, terutama Sintang, yang merupakan salah satu dari lima kabupaten di Kalbar yang berbatasan langsung dengan Malaysia,” ujar Rita.

Rita juga menyoroti perhatian besar dari pemerintah pusat, khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, untuk pembangunan wilayah perbatasan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pun memprioritaskan daerah-daerah tersebut guna mengatasi berbagai tantangan yang ada.

“Pemerintah Provinsi Kalbar memprioritaskan daerah perbatasan karena di sini masih banyak tantangan terkait infrastruktur, transportasi, jaringan listrik, dan koneksi internet yang belum memadai,” ungkapnya.

Tantangan Pendidikan di Daerah Perbatasan
Rita menyebutkan, daerah perbatasan memang membutuhkan perhatian lebih karena tantangan besar yang dihadapi, seperti terbatasnya akses pendidikan, yang dipengaruhi oleh luasnya wilayah dan pemukiman penduduk yang tersebar.

“Harus ada solusi dari pemerintah untuk menghadirkan pendidikan di banyak tempat, mengingat kondisi pemukiman yang jaraknya sangat jauh antara satu dengan lainnya. Tantangan lainnya adalah ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang masih kurang,” tambah Rita.

Melalui dialog ini, diharapkan adanya langkah konkret untuk memajukan sektor pendidikan di wilayah perbatasan agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di daerah 3T. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *